Penulis : Yulius K. Pekei
Penerbit : Bajawa Press
TahunTerbit : 2011
Jumlah Hal : 97
halaman
Tanah Papua didiami oleh 250 lebih suku yang
memunyai bahasa yang berbeda-beda. Setiap suku (250 suku) memunyai cerita
rakyat. Ada cerita yang mirip. Ada cerita yang sama sekali berbeda antara
suku yang satu dengan yang lainnya. Secara turun-temurun, cerita rakyat telah
menjadi media pendidikan secara lisan untuk membangun karakter anak-anak di
setiap suku.
Saat ini, cerita rakyat dianggap barang kuno yang
tidak penting. Tidak ada orang atau lembaga yang mencoba mendokumentasikan
secara serius. Tidak banyak buku cerita rakyat yang kita jumpai. Padahal,
ketika semuanya dituliskan dalam bentuk buku maka akan menjadi kekayaan
kearifan lokal Papua.
Cerita-cerita rakyat akan mencerdaskan anak-anak
Papua yang akan membaca tulisan tersebut. Dalam cerita rakyat mengandung
nilai-nilai luhur. Nilai-nilai cerita rakyat harus ditanamkan kepada
anak-anak Papua sebagai generasi berikut, agar ceritanya tidak punah bersama
budaya Papua yang sedang berada di ambang kepunahan.
Kita patut berbangga, seorang putra Papua dari
suku Mee (Yulius K. Pekei) menulis sebuah buku tentang betapa pentingnya cerita
rakyat. Buku berjudul “Kearifan Lokal
Papua, Ajari Aku Melalui Carita Rakyat” ini seakan mengingatkan
kita akan pentingnya cerita rakyat bagi anak-anak Papua. Buku ini terdiri lima
bagian.
Pada bagian kedua (setelah memberikan ringkasan
buku pada bagian pertama) membahas bagaimana memberikan inspirasi kepada
anak dengan cerita rakyat. Dalam cerita rakyat mengajarkan dan menanamkan
nilai-nilai atau norma-norma secara turun – temurun. Cerita rakyat adalah
cerita yang diwariskan secara turun –temurun disetiap generasi suatu suku atau
bangsa. Melalui cerita rakyat tercipta kesadaraan intelektual, kecerdasan,
emosional dan spritual. Kecerdasan
bisa diperoleh atau ditingkatkan melalu cerita rakyat (hal: 9).
Selain
mencerdaskan anak melalui cerita rakyat, cerita rakyat juga memberikan
inspirasi kepada anak sejak kecil. Mereka ini harus dibimbing untuk menanamkan
nilai –nilai luhur. Agar mereka mendapatkan nilai-nilai luhur yang religius,
sosial dan nilai moral yang berkaitan langsung dengan lingkungan hidup mereka
sehari-hari.
Pada
bagian ketiga menjelaskan bahwa menceritakan cerita rakyat kepada anak adalah
kewajiban orang tua. Orang tua harus mewariskan carita rakyat itu kepada
anaknya agar menjadi orang yang bisa berbicara masalah kebenaran. Bagian
keempat, penulis memaparkan teknik mencerdaskan anak melalui cerita rakyat.
Juga bagaimana cara melatih bahasa melalui cerita rakyat untuk mencerdaskan.
Bagian
kelima dijelaskan pentingnya menganalis cerita rakyat yang telah
dituliskan. Setiap cerita rakyat dituliskan memiliki makna
tersembunyi. Dalam buka ini penulis juga memasukan beberapa cerita rakyat dari
Suku Mee sebagai bahan renungan sekaligus menginspirasi untuk menulis cerita
rakyat dari 250 suku di Papua.
Buku
ini ingin mengajak orang Papua untuk tidak memandang cerita rakyat sebagai
barang kuno. Melestarikan kembali cerita rakyat dengan terus bercerita
dan menuliskan dalam buku adalah kewajiban orang Papua saat ini. Cerita rakyat
adalah warisan yang merupakan identitas yang membentuk karakter kita. Catatan
penting, menceritakan cerita rakyat kepada anak-anak dengan bahasa daerahnya
adalah keuntungan ganda. Itu
kewajiban nyata setiap orang di Papua!
Perensi: Agustinus Dogomo, Mahasiswa STPMD Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar